Selamat Datang di Blognya Wong Dezzo

Makna Seorang Sahabat

Begitu besarnya arti seorang sahabat bagi seorang mukmin, kehadirannya seakan menjadikannya sebagai sebuah cermin dari diri kita sendiri, memberikan gambaran yang objektif terhadap diri kita sendiri apa adanya, tanpa menutupi tanpa manipulasi. Jika ada kekeliruan dia dengan ikhlas menyampaikan kepada kita tanpa menceritakan kepada yang lain. Memberikan nasehat dengan cara yang terbaik, halus dan tulus, tiada tujuan lain melainkan harapan yang besar agar nasehatnya itu menjadikan diri kita berubah menjadi lebih baik dari sebelumnya.
Namun sebagaimana halnya sebagai seorang manusia biasa, sahabat juga memiliki kekurangan, kekurangan yang sebenarnya juga pasti kita miliki. Disinilah letak pengamalan dan pengakuan diri bahwa tiada manusia yang sempurna. Mungkin sahabat kita memiliki kekurangan disatu sisi tapi disisi lain dia memiliki kelebihan yang tidak kita punyai. Sungguh indah sebuah ungkapan: “mencari manusia yang sempurna tanpa cacat bagaikan mencari kuda yang bertanduk, cukuplah seorang manusia itu dikatakan baik jika kebaikannya lebih banyak dari kekurangannya”.
Mencintai sahabat yang mukmin juga bagian dari agama, bahkan belum sempurna iman seseorang sebelum ia mencintai saudaranya lebih-lebih sahabatnya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri. Inilah cinta yang sesungguhnya, cinta karena Allah, yaitu kita mencintai manusia karena manusia itu juga mencintai Allah, yang diwujudkan dengan upayanya yang sungguh-sungguh menjalankan perintahNya dan menjauhi laranganNya . Dan sungguh orang mukmin secara umum adalah orang yang wajib kita cintai karena mereka secara umum juga mencintai Allah.
Harga seorang sahabat yang baik tidaklah mungkin dinilai dengan materi, walaupun manusia secara umum lebih menyukai materi dibandingkan dengan kebutuhan jiwanya yang nonmateri. Kita mencintai sahabat bukan karena materinya, kita mencintai bukan karena fisik dan pengaruhnya dimata manusia, bukan pula karena pujian-pujiannya kepada kita, kita mencintainya karena kesibukannya akan beramal sholeh, ber’amar ma’ruf nahi munkar, menyuruh pada kebaikan dan mencegah serta memperingatkan kita dari melanggar larangan Allah. Karenanya sudah seharusnya rasa cinta kepadanya tidak akan bertambah dengan adanya pemberian dan tidak akan berkurang karena tiadanya pemberian, kecintaan kita kepadanya tidak bertambah karena seringnya frekuensi pertemuan dan tidaklah berkurang karena jarangnya bertemu. Juga rasa cinta kita kepadanya tidak bertambah karena dekatnya jarak dan tidaklah berkurang karena jauhnya jarak yang memisahkan. Mari kita renungkan makna sahabat bagi diri kita:
Ketika diri dalam keadaan lemah sahabatlah yang menguatkan
Ketika diri dalam keadaan putus asa sahabatlah yang memberikan harapan
Ketika diri dalam keadaan sendiri sahabatlah yang menemani
Ketika diri dalam keadaan kesulitan sahabatlah yang membantu dan memberi solusi
Ketika diri dalam keadaan salah arah sahabatlah yang meluruskan
Ya Allah Segala Puji bagimu yang telah menjadikan hidup kami berarti dengan karuniaMu berupa sahabat yang beriman dan bertakwa…
Perjumpaan dengannya mengingatkan hati akan akhirat, mendengar kata-katanya menambah ilmu
Perpisahan dengannya menjadikan hati gundah, akankah Engkau Ya Allah memberikan pengganti yang sama atau lebih baik dari dia… semoga saja
Aku mencintaimu karena Allah wahai sahabatku dan semoga engkau juga mencintaiku karena Allah sebagaimana cintamu padaku karenaNya. Amiin
Bangkok, 19 Safar 1432H
Abul Arnab Ibnu Ahmad

0 komentar:

Posting Komentar

Dalam memberikan komentar harap jangan menggunakan spam atau yang berbau porno, komentar anda sangat kami hormati,,,trims...Hidup Saling Berbagi..