Semua
kaum Muslim berkeyakinan bahwa dunia dan kehidupan ini akan berakhir.
Akan datang suatu saat ketika manusia berkumpul di pengadilan Allah
Swt. Al-Quran menceritakan berkali-kali tentang peristiwa Hari Kiamat
ini, seperti yang disebutkan dalam surah Al-Ghasyiyah ayat 1-16. Dalam
surah itu, digambarkan bahwa tidak semua wajah ketakutan. Ada
wajah-wajah yang pada hari itu cerah ceria. Mereka merasa bahagia
dikarenakan perilakunya di dunia. Dia ditempatkan pada surga yang
tinggi. Itulah kelompok orang yang di Hari Kiamat memperoleh
kebahagiaan.
Tentang
wajah-wajah yang tampak ceria dan gembira di Hari Kiamat, Rasulullah
pernah bersabda, “Semua mata akan menangis pada hari kiamat kecuali
tiga hal. Pertama, mata yang menangis karena takut kepada Allah Swt.
Kedua, mata yang dipalingkan dari apa-apa yang diharamkan Allah.
Ketiga, mata yang tidak tidur karena mempertahankan agama Allah.”
Mari kita melihat diri kita, apakah mata kita termasuk mata yang menangis di Hari Kiamat?
Dahulu,
dalam suatu riwayat, ada seorang yang kerjanya hanya mengejar-ngejar
hawa nafsu, bergumul dan berkelana di teinpat-tempat maksiat, dan
pulang larut malam.Dari tempat itu, dia pulang dalam keadaan
sempoyongan. Di tengah jalan, di sebuah rumah, lelaki itu mendengar
sayup-sayup seseorang membaca Al-Quran. Ayat yang dibaca itu berbunyi:
“Belum datangkah waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk
hati mereka mengingat Allah dan kepada kebenaran yang telah turun
(kepada mereka), dan janganlah mereka seperti orang-orang yang
sebelumnya telah diturunkan Al-Kitab kepadanya, kenudian berlalulah masa
yang panjang atas mereka, lalu hati mereka menjadi keras. Dan
kebanyakan di antara mereka adalah orang yang fasik (Qs 57: 16).
Sepulangnya
dia di rumah, sebelum tidur, lelaki itu mengulangi lagi bacaan itu di
dalam hatinya. Kemudian tanpa terasa air mata mengalir di pipinya. Si
pemuda merasakan ketakutan yang luar biasa. Bergetar hatinya di hadapan
Allah karena perbuatan maksiat yang pemah dia lakukan. Kemudian ia
mengubah cara hidupnya. Ia mengisi hidupnya dengan mencari ilmu,
beramal mulia dan beribadah kepada Allah Swt., sehingga di abad
kesebelas Hijri dia menjadi seorang ulama besar, seorang bintang di
dunia tasawuf.
Orang
ini bernama Fudhail bin Iyadh. Dia kembali ke jalan yang benar kerena
mengalirkan air mata penyesalan atas kesalahannya di masa lalu lantaran
takut kepada Allah Swt. Berbahagialah orang-orang yang pernah bersalah
dalam hidupnya kemudian menyesali kesalahannya dengan cara membasahi
matanya dengan air mata penyesalan. Mata seperti itu insya Allah
termasuk mata yang tidak menangis di Hari Kiamat.
Kedua,
mata yang dipalingkan dari hal-hal yang dilarang oleh Allah. Seperti
telah kita ketahui bahwa Rasulullah pernah bercerita tentang
orang-orang yang akan dilindungi di Hari Kiamat ketika orang-orang lain
tidak mendapatkan perlindungan. Dari ketujah orang itu salah satu di
antaranya adalah seseorang yang diajak melakukan maksiat oleh perempuan,
tetapi dia menolak ajakan itu dengan mengatakan, “Aku takut kepada
Allah”.
Nabi
Yusuf as. mewakili kisah ini. Ketika dia menolak ajakan kemaksiatan
majikannya. Mata beliau termasuk mata yang tidak akan menangis di Hari
Kiamat, lantaran matanya dipalingkan dari apa-apa yang diharamkan oleh
Allah Swt.
Kemudian
mata yang ketiga adalah mata yang tidak tidur karena membela agama
Allah. Seperti mata pejuang Islam yang selalu mempertahahkan keutuhan
agamanya, dan menegakkan tonggak Islam. Itulah tiga pasang mata yang
tidak akan menangis di Hari Kiamat, yang dilukiskan oleh Al-Quran
sebagai wajah-wajah yang berbahagia di Hari Kiamat nanti..
Insya Allah
SUMBER
0 komentar:
Posting Komentar
Dalam memberikan komentar harap jangan menggunakan spam atau yang berbau porno, komentar anda sangat kami hormati,,,trims...Hidup Saling Berbagi..