Selamat Datang di Blognya Wong Dezzo

Kisah Perjalanan Astral Ke Dasar Samudera



https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh7dzYI_TCGoobJ9wvl4fnKMoxmFzr7qeyey-pFfiWkHXd_clYyja7ow69rSaVhfcpOziX-GRdR_9SPds7_eaFueDycDrxQGkr-3z-hS0fKtTN5gs1st2vxgacmW4dtQ59uYGEWj7jUZkw/s1600/deep-ocean.jpg

Perjalanan astral atau proyeksi astral (Astral Traveler/Projection) adalah sebuah situasi pemisahan tubuh astral (roh atau kesadaran) dari tubuh fisik. Dalam kisah perjalanan astral ke dasar samudera dan juga pengalaman dari mereka yang telah melakukan perjalanan astral, ternyata tidak dibatasi oleh ruang dan waktu. Artinya perjalanan astral dapat berlangsung pada saat ini, masa lalu, ataupun masa depan, dan pergi kemanapun ke berbagai dimensi alam semesta.

Meski di nusantara atau dunia timur, perjalanan astral ini adalah hal yang biasa, tetapi sayangnya literatur tentang pengalaman perjalanan astral ini sangatlah langka dibandingkan literatur di barat. Maka dari itu, untuk memulai dan mendorong pembaca sekalian, untuk menuliskan pengalaman perjalanan astral ini, maka mari kita memulai mempublikasikan pengalaman atau fenomena perjalanan astral berdasarkan pengalaman yang ditulis oleh mereka-mereka yang pernah mengalami perjalanan astral ini.

Tujuannya adalah agar pengalaman perjalanan astral ini menjadi pembelajaran dan pemahaman tentang diri kita dan alam semesta dari sudut pandang sains dan spiritualitas.

Fenomena ini tentu menarik dalam sudut pandang sains. Melalui pemahaman fisika kuantum mendorong riset tentang perjalanan waktu maupun dimensi-dimensi semesta. Salah satu implikasi pemahaman fisika kuantum adalah adanya konsep waktu singular maupun tentang non lokalitas.

Pengalaman perjalanan astral di bawah ini adalah pengalaman dari seorang yang belum mampu mengendalikan proses perjalanan astralnya, walaupun yang bersangkutan sering mengalaminya tanpa direncanakan.

Terlepas apakah kisah dibawah ini dapat dikategorikan dalam kisah perjalanan astral atau bukan atau perjalanan astral memiliki banyak kemungkinan, mari kita simak bersama.


Kisah Perjalanan Astral Ke Dasar Samudera Ini Terjadi Dalam Bulan Mei 2010

Keluar Dari Tubuh

Malam sekitar pukul 19:00 WIB, Mei 2010

Saya berbaring antara lelah dan keinginan untuk tidur. Saat terbaring posisi badan terlentang. Tiba–tiba antara sadar dan tidak, badan terasa terangkat. Mula–mula dari kaki bergerak turun dari tempat tidur dan masih dalam posisi berbaring, terlihat kaki yang sepasang masih menyatu dengan badan .

Ketika kedua kaki yang berupa bayangan berhasil menjejakkan telapak di lantai, disusul dengan badan sampai seluruh kepala bangkit dan keluar dari tubuh mengambil posisi duduk.

Saat menoleh badan masih terlihat dalam posisi tidur. Ada keanehan yang tidak terjawab. Bagaimana mungkin melihat seperti badan kembar berada dalam satu ruang kamar. Yang satu tidur, sementara badan yang satu posisi duduk.



Masuk Ke Alam Lain (Dimensi Lain)


http://energy-catalyst.com/images/Astral%20Travel%201.jpg


Tidak ada kesempatan untuk menoleh ke arah jam dinding, tiba–tiba terlihat ada sebuah kolam di hadapan. Kedua kaki penuh keraguan mencoba mencelup ke dalam kolam. Pada saat air kolam tersentuh kedua kaki, ada gelombang-gelombang lingkaran yang bergerak di tengah kolam.

Lalu perlahan–lahan warna kolam berubah sangat bening dan tampak di dasarnya bukan kolam lagi melainkan dasar samudera. Pemandangan terumbu karang yang sangat elok beraneka warna. Ikan dan ganggang yang menari–nari begitu menawan.


Tak lama kemudian seorang ratu dengan pakaian sari ungu kebiruan seperti pakaian putri India kuno muncul dengan posisi duduk bertahta di atas kelopak kerang besar. Rambutnya berhiaskan mutiara berkilauan, tangan kanannya memegang rumput ganggang laut berwarna ungu kebiruan. Ikat pingganggnya dari rangkaian kulit kerang kecil–kecil beraneka warna seperti untaian bunga.

Tak jauh dari ratu itu ada mahkluk seperti setengah manusia dan setengah ganggang, berjalan terhuyung–huyung menghadap ratu. Seperti seorang manusia yang terkena kutukan menjadi ganggang dan wajahnya sangat mengundang rasa iba.

Makhluk yang setengah ganggang dan setengah manusia itu duduk bersimpuh di depan ratu. Mereka memandang ke arah saya. Mulutnya tidak bergerak sedikitpun hanya tersenyum.



Komunikasi Pikiran

Tak lama kemudian, terdengar suara bergema di telinga : Turunlah… Jangan ragu, masuk ke dasar air, …turunlah …turunlah”. Begitu terus-menerus. Seperti terhisap sebuah kekuatan, kedua kaki mulai turun mencelup ke air sampai sebatas lutut.

Sesaat ragu–ragu menyergap. Bagaimana aku bernafas di dalam air. Sang ratu itu mengayunkan ganggang di tangan kanannya dan lagi–lagi kudengar suara, jangan ragu, kamu akan bisa bernafas, masuklah dan tenggelamkan seluruh tubuhmu.

Keheranan semakin menjadi.. Ratu itu bisa membaca pikiranku. Saat badan tinggal bagian kepala saja, tiba–tiba boneka ganggang itu melesat ke atas dan menyambut tubuhku.

Dengan penuh kesadaran terasa sensasi basah dan air yang dingin, seluruh badan tenggelam ke dasar laut yang elok itu, melayang-layang dan terlihat gelembung udara dari mulut dan hidungku.

Tiba di hadapan ratu yang bersinggasana kulit kerang besar itu, boneka ganggang setengah manusia itu menjauh dariku. Lalu teronggok tak berdaya di sebuah cekungan batu karang.



Ucapan Selamat Datang


http://daresdevils.files.wordpress.com/2010/01/atlantis6lu.jpg?w=490


Belum pernah melihat dan membayangkan yang namanya dasar laut, apalagi terumbu karang, tapi sekarang aku berada di dalamnya. Melihat keherananku sang ratu mengatakan angkat tangan kananmu ke atas dan silangkan tangan kirimu di dada. Beri salam kepada mereka.

Tidak tampak satu orangpun yang bisa ku lihat untuk kuberi salam, tetapi akhirnya tangan kanan terangkat dengan begitu patuh, sementara tangan kiri tersilang di dada.

Ajaib, semua ganggang, rumput laut, ikan–ikan, kerang dan semua makhluk dasar laut itu tiba–tiba terlihat hidup, menari–nari, melambaikan tangan dan mereka memiliki mata, mulut dan hidung. Mereka melambai–lambaikan tangannya mengucapkan selamat datang.


Lalu ratu tersebut memerintahkan, “Turunkan tanganmu...

Tangan kanan segera kuturunkan. Aneh sekali semua pemandangan yang tadi seolah hidup dan bergerak–gerak menjadi diam, tak bernyawa. Semua kembali seperti semula bentuk ganggang dan ikan–ikan warna–warni seperti biasa. Tetapi tak ada rasa takut sedikitpun menyaksikan keanehan–keanehan itu.

Rupanya semua makhluk itu berada dalam kekuasaan ratu. Lalu ganggang setengah manusia tadi berusaha untuk berdiri, tapi nampaknya sempoyongan dan memegang tanganku di ajak berbalik menghadap ke arah kanan.



Cermin Ajaib

Di sisi kanan yang tadi hanya ada terumbu karang sekarang terbuka lebar, ada pelataran dan tangga naik ke arah atas. Sang ratu tidak bergerak sama sekali dari atas tahta kerangnya.

Terlihat 3 orang putri sangat cantik menawan juga mengenakan pakaian warna ungu kebiruan, kepalanya berhias rumput laut warna–warni, tetapi tidak ada sedikitpun senyum. Dua di antara ketiga putri itu memegang sebuah lingkaran cermin berhias rumput laut berwarna-warni.


Mereka mulai mendekat. Posisi lingkaran cermin itu disangga dengan tangan setinggi bahunya. Beriringan mereka berjalan mendekati tempatku berdiri. Pandanganku tertuju pada cermin itu, sepertinya aku melihat tayangan gambar putri–putri Sumatera yang sedang menari dan di belakang putri itu terlihat bangunan kuno serta pemandangan lembah, kebun dan barisan pegunungan. Gambar itu bergerak hidup seperti jika melihat acara televisi.

Lalu kerang yang menjadi singgasana sang ratu bergerak melayang mendekati kedua putri yang membawa cermin itu. Dia mengatakan aku bisa pergi kemanapun aku inginkan dengan masuk ke dalam cermin itu.

Antara penasaran dan takjub dalam hati, aku mengatakan bagaimana jika ke Amerika. Belum terucap keinginanku sang ratu mengatakan tidak boleh memilih benua itu. Padahal aku belum mengatakannya.

Berarti sang ratu mampu membaca pikiranku. Lalu dia menawarkan aku untuk ke Sumatera, kota Padang. Akhirnya rasa penasaran membuatku memberanikan diri masuk ke cermin ajaib itu.



Batal Menembus Cermin Ajaib

Kedua putri itu mendekatkan posisi cermin sejajar tubuhku dan aku mulai mendekatkan kepalaku masuk ke dalam cermin. Terasa seperti menembus agar–agar bening transparan dan mata melihat ke arah bawah ada pemandangan alam yang indah, barisan pegunungan.

Tinggal menggerakkan badan saja, maka seluruh tubuhku seolah mengambang bisa memasuki cermin itu. Tetapi kesadaran tiba-tiba masuk ke pikiranku. Bagaimana caranya aku kembali nanti, aku belum bertanya. Segera kepalaku kutarik keluar. Sang ratu yang tahu isi pikiranku berseru, “Dia cerdas...


Lalu seorang putri yang dari tadi berdiri membawa sebuah kerang sebesar piring mendekat ke arahku. Dibukanya kelopak kerang itu dan terdengar suara musik ritmis yang nadanya hanya terdiri dari beberapa nada, mengalun berulang–ulang.

Ratu turun dari singgasananya dan mengajakku menari. Aku terbawa alunan suara ritmis tadi dan berputar–putar di dalam air. Akhirnya saat aku mulai merasa melayang dan ringan, sang ratu melesat pergi dengan singgasana kerangnya.

Kedua putri yang memegang cermin tadi sudah menghilang. Salah satu putri memberi aku setangkai ganggang untuk penunjuk jalan jika aku ingin kembali ke tempat awal aku datang.



Bertemu Banyak Manusia Aneh


http://unik.supericsun.com/wp-content/uploads/HLIC/6f6bba8252826df3f2e1c46ca4664523.jpg


Aku sekarang sendirian merasa melayang–layang dan akhirnya terjatuh di sebuah tempat yang mirip dengan bangunan puri kuno. Kakiku masuk ke dalam bangunan itu, aku merasa aneh, sepertinya suasana sangat mencekam dan remang–remang.

Salah satu ruang di sisi sebuah guci besar yang terguling, ada bangku kayu. Dia atasnya meringkuk seorang laki–laki dengan pakaian seperti nahkoda kapal kuno, jenggotnya panjang, rambutnya juga panjang.

Dia seperti orang hilang ingatan. Lalu aku berjalan lagi menaiki tangga, ada seorang lelaki tua duduk melamun memegang gasper bajunya, aneh pakaiannya bukan seperti orang–orang pada umumnya.


Masih ada beberapa orang lagi yang kulihat dalam bangunan tua itu. Mereka tanpa ekspresi. Seperti orang–orang yang bingung dan tidak mampu bicara. Kebanyakan adalah laki – laki, ada beberapa seperti awak kapal.

Aku merasa perjalanan sudah melelahkan. Aku duduk sebentar. Tak habis pikir mengapa banyak sekali manusia disini. Dan mereka tidak melihat kehadiranku sedikit pun.



Bertemu Makhluk Kembar

Kuputuskan untuk kembali dan melambaikan ganggang di tangan kananku, dalam sekejab mata sudah berada di pelataran dimana kedua putri pemegang cermin itu berdiri.

Tapi putri–putri itu sudah tidak ada lagi. Hanya dua orang anak kembar yang memegang mainan semacam kerang berbentuk kerucut dan berlubang ujungnya. Mereka meniup kerang itu, dari dalamnya melesat beberapa sumpit tajam dari bekas capit kepiting menghancurkan sasaran bunga–bunga karang.

Aku mendekat, salah satu makhluk kembar berwujud anak manusia itu berwajah bengis dan licik, sementara satunya berwajah lembut dan ramah. Keduanya bertengkar. Kutinggalkan saja mereka.


Aku naik ke atas tangga pelataran dan terlihat banyak tanaman dalam belanga tanah. Seorang anak kecil mendekat dan berkata, bahwa dia dikutuk menjadi kerdil seumur hidup oleh sang ratu, tugasnya adalah menanam tanaman kehidupan dan menjaganya.

Semakin terasa aneh seluruh kehidupan di sini. Orang–orang bisa dengan mudah datang dan menghilang begitu saja. Aku ingin pulang. Aku ingat ganggang ditangan kananku yang sudah terlepas dari genggamanku.



Kesadaran Ingin Pulang


http://www.wespenre.com/graphics/astral-body092310.gif


Dengan konsentrasi penuh, akhirnya aku berhasil mencapai tempat awal aku datang, badanku melesat begitu cepat tiba di tempat itu. Aku harus pulang. Ini bukan tempatku.

Tibalah di tempat yang pertama kali kudatangi, tetapi sang ratu dan manusia ganggang itu sudah tidak ada. Dalam hati kecil ada rasa takut, bahwa ikan–ikan dan ganggang itu akan melihatku melarikan diri. Tapi tekadku sudah bulat untuk pulang. Dengan sekali hentakan aku muncul ke permukaan air.

Terlihat tubuhku berbaring dengan tenang dalam posisi terlentang. Aku mendekati tubuhku, masuk perlahan mulai dari ujung telapak kaki dan akhirnya ke seluruh tubuhku. Kesadaranku penuh, aku terbangun. Semuanya tergambar dengan jelas, seolah bukan mimpi. Aku bisa mengingat setiap detail peristiwanya.


Terlihat jam dinding menunjukkan pukul 21:00 WIB. Padahal rasanya aku pergi berhari-hari, ternyata hanya 2 jam saja. Hingga saat ini aku sudah mengalami berbagai pengalaman mimpi yang mirip seperti itu, meninggalkan tubuh dan berjalan–jalan. Bahkan ke tempat yang harus melintasi lautan atau hutan belantara, perjalanan ku tempuh dalam waktu yang sangat cepat dan singkat. Kadang terbang dan bertemu manusia lain yang juga terbang.

Sumber : metasains.com

0 komentar:

Posting Komentar

Dalam memberikan komentar harap jangan menggunakan spam atau yang berbau porno, komentar anda sangat kami hormati,,,trims...Hidup Saling Berbagi..