Kisah-kisah ini akan memberi kepuasan kepada rasa keingintahuan dengan memungkinkan para pembaca untuk merieladani kehidupan figur-figur sejarah yang termasyhur melalui perilaku mereka. Para pemerhati akan menikmati saat yang mengasyikkan dengan generasi awal Islam yang termasyhur yang mengibarkan panji-panji kemenangan di angkasa biru. Demikian pula para pemuda muslim bisa menggali inspirasi yang luas dari berbagai perilaku teladan dari para pendahulu mereka. Para pemuda masyarakat non-muslim pun bisa menyelami lembarlembar halaman buku ini dan memahami bagaimana kaum muslimin awal berpikir, hidup, dan berjuang meraih apa yang mereka anggap pantas untuk diperjuangkan.
Namun mungkinkah kisah-kisah ini berfungsi menjadi sesuluh bagi generasi sekarang yang hidup di tengahtengah kebimbangan dan kegelisahan menyaksikan dunia yang penuh dengan pertumpahan darah dan mengiba meminta tolong dalam lumpur kegilaan dan ketakutan?
Namun apa yang harus dilakukan untuk mengatasi semua ini? Masa kini tampaknya telah gagal, dan masa depan hanya menyisakan sedikit harapan. Haruskah kita melihat ke belakang untuk mencari inspirasi dan tuntunan? Sebagian menyarankan persaudaraan manusia ala padang pasir di negara tetangga sebelah. Karena di sanalah di semenanjung Arabia lahirlah pembaharu sejati pada abad ke tujuh masehi, seorang pembaharu yang telah melakukan eksperimen paling agung ke arah pembangunan pemerintahan yang setara dan adil, simpati dan toleran, beriman dan menumbuhkan persaudaraan sesama manusia pada zamannya. Para pemerhati sejarah kemanusiaan mengakui bahwa dia sangat sukses dalam perjuangannya dibanding pejuang-pejuang lain yang bertempur dengan gagah berani sejak fajar sejarah untuk memutus belenggu rantai penindasan yang telah membelenggu tubuh, akal dan jiwa para pengikut-pengikutnya. Shustery mengatakan dalam karyanya Outlines of Islamic Culture, pesan Islam terbesar adalah keesaan Tuhan (tauhid) dan persaudaraan sesama manusia. Islam telah menyatukan ras dan menghapus pembedaan antara kasta dan warna kulit. Superioritas rasial dan pemeringkatan sosial adalah hal yang asing dalam Islam. Islam telah mengajarkan persamaan dalam makna yang sebenarnya." (Vol. II, P. 767).
Sejarah membuktikan, Islam pernah menyelamatkan dunia. Mampukah ia menyelamatkannya lagi? Orang yang berpandangan sempit menjadi gelap mata dalam meraih ketenaran, kekuasaan dan kekayaan, mereka telah memadamkan cahaya, meraba-raba dan tersandung. Namun kita tidak perlu berkecil hati:
Laksana anak kecil membawa lentera yang berkedap-kedip Untuk menuntun jalannya sepanjang malam yang berhembus Manusia menapaki dunia, lagi dan lagi Lampu akan padam karena nafsu Tetapi bukankan Allah yang mengutusnya dari pintu langit Akan menyalakan lentera sekali lagi dan sekali lagi?
0 komentar:
Posting Komentar
Dalam memberikan komentar harap jangan menggunakan spam atau yang berbau porno, komentar anda sangat kami hormati,,,trims...Hidup Saling Berbagi..