1. Mengahdapkannya ke arah kiblat
Hal
ini bisa dilakukan dengan cara membaringkannya pada lambung sebelah
kanan (kepal di utara), jika tidak mampu maka dengan membaringkan pada
lambung kirinya (kepala di selatan), dan bila hal ini tidak mampu maka
dengan posisi diterlentangkan (mlumah) dan member sejenis bantal
dikepalanya agar bisa menghadap kiblat
2. Membacakan surat yasin dengan keras dan surat Ar-Ra’du dengan lirih,
Jika
keduanya mungkin di baca, namun jika hanya mungkin membaca salah
satunya, maka dibacakan surat yasin untuk mengingatkannya pada urusan
akhirat. Jika muhtadhlor (orang yang sudah sekarat) sudah tidak
mempunyai perasaan maka yang lebih utama di bacakan surat Ar-Ra’du,
untuk mempermudah keluarnya ruh.[4]
3. Mentalkin (menuntun untuk membaca لا اله الاالله)
Nabi bersabda : « مَنْ كَانَ آخِرُ كَلاَمِهِ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ دَخَلَ الْجَنَّةَ »(رواه الحاكم) “barangsiapa yang akhir hayatnya membaca لا اله الاالله maka ia akan masuk surga”
Menurut
qaul sahih penalkinan dilakukan satu kali (tidak perlu diulangi),
kecuali apabila muhtadlor setelah ditalkin berbicara sekalipun masalaj
ukhrawi, maka talkin sunah untuk diulangi lagi. Menurut imam As Shamiri
talkin tidak sunat diulangi selama muhtadlor tidak membicarakan urusan
duniawi. Talkin untuk orang muslim tidak memakai lafadz tasbih dan
ashadu, kedua lafadz tersebut digunakan untuk mentalkin orang kafir yang
diharapkan masuk islam.
Orang
yang melakukan talkin disunahkan bukan ahli waris, bukan musuhnya atau
orang yang hasud/iri kepadanya, hal ini bertujuan untuk menghindari
dugaan bahwa mereka mengharapkan kematian muhtadlor.[5]
Jika yang ada hanya ahli waris maka hendaknya yang metalkin adalah ahli waris yang paling saying kepadanya.[6]
4. Memberi minum kepada Muhtadlor (orang yang sakit parah)
Hal
tersebut disunnahkan, terutama apabila ada tanda bahwa ia meminta
minum, sebab pada waktu itu syetan menawarkan minum yang akan ditukar
dengan keimanan.
Tanda baik dan buruknya mayyit :
Ø Tanda-tanda mayyit yang baik :
1. Keningnya berkeringat
2. Kedua matanya mengeluarkan air mata
3. Janur hidungnya mengembang
4. Wajahnya ceria
Ø Tanda- tanda mayit jelek :
1. Wajahnya kelihatan sedih dan takut.
2. Ruhnya sulit keluar, bahkan sampai seminggu
3. Kedua sudut bibirnya berbusa.
Tanda-tanda diatas bisa kelihatan semua, atau hanya sebagiannya saja.[7]
Keterangan
Ø Apabila
ada tanda yang baik maka sunnah untuk disiarkan kecuali jika mayyit
dhohirnya ahli maksiat atau orang fasik, maka tidak boleh di siarkan,
agar perilaku jeleknya tidak ditiru orang lain.
Ø Bila
ada tanda yang jelek maka wajib dirahasiakan, kecuali dhohirnya mayit
adalah orang yang ahli maksiat atau orang fasik, maka boleh untuk
diberitahukan orang lain agar perilaku jeleknya tidak diikuti orang lain
Kesunnahan Setelah Ruh Dicabut
1. Memejamkan kedua matanya dengan mengusap wajahnya sambil membaca : بسم الله وعلى ملة رسول الله صلى الله عليه وسلم bila belum berhasil maka tariklah kedua lengan dan ibu jari kakinya secara bersamaan.
2. Kedua rahangnya hingga kepala bagian atas diikat dengan kain yang lebar agar mulut tidak terbuka.
3. Sendi-sendi
tulang dilemaskan dengan cara melekukkan tangan pada lengan, betis pada
paha, paha pada perut agar mudah didalam memandikan dan mengkafaninya
4. Pakaian
mayit dilepas dengan pelan, lalu mayit ditutupi dengan kain yang tipis,
ujungnya diselipkan dibawah kepala dan kedua kaki.
Keterangan
a. Untuk mayit laki-laki yang dalam keadaan ihrom maka kepalanya harus terbuka (tidak boleh ditutupi)
b. Untuk mayit perempuan yang sedang ihrom maka wajahnya tidak boleh ditutupi.
5. Mayit
diletakkan ditempat yang agak tinggi, sekira tidak menyentuh tanah,
seperti di atas dipan (amben), agar tanah yang basah tidak mengenainya
(supaya tidak segera membusuk)
6. Membakar dupa atau menaburkan wewangian disekitar mayit, agar bau yang tak sedap menjadi hilang
7. Meletakkan
sesuatu (selain mushaf) yang agak berat di perut mayit, dengan cara
benda tersebut di bujurkan dan diikat agar perutnya tidak mengembang.
Untuk beratnya kira-kira 54,3 gram atau 0,5 ons
8. Segera melunasi hutang dan melaksanakan wasiatnya
[4] Al mahalli juz 1 hal; 321
[5] Nihayatuz zain 147
[6] Qulyubi juz 1 hal;321
[7] Nihayatuz zain hal; 147
terimakasih atas ilmunya.
BalasHapus