Kalimat demi kalimat dalam azan awalnya berasal dari mimpi seorang sahabat, dan ketika mimpi itu diceritakan kepada Rasulullah SAW, Beliau menyetujuinya.
SEBAB ADANYA AZAN
Allah SWT berfirman,
"Dan apabila kamu menyeru untuk sembahyang, mereka menjadikannya buah ejekan dan permainan. Yang demikian itu karena mereka benar-benar kaum yang tidak mau mempergunakan akal."
(QS. Al Maidah: 58).
Ayat
tersebut di atas sekaligus menjadi sebab turunnya azan sebagai
pertanda penggilan shalat. Disebutkan pada masa berkembangnya Islam
di Madinah, penduduk setempat tersebar di seluruh kota. Kesibukan yang
tinggi dikhawatirkan menjadi potensi lupa atau kelalaian untuk
melaksanakan shalat pada waktunya.
Kalau ini terjadi terus menerus, maka ini menjadi satu persoalan yang cukup berat yang perlu segera dicarikan jalan keluarnya.
MIMPI SAHABAT
Kondisi
ini membuat para sahabat bermusyawarah untuk menentukan cara yang
paling baik yang dapat digunakan sebagai pertanda waktu shalat telah
datang.
Menurut
kisah, pada awalnya Rasulullah SAW menyetujui bunyi lonceng sebagai
pertanda shalat, namun pada akhirnya beliau tidak menyukai karena lebih
mirip pada orang-orang Nasrani.
Dijelaskan
Abdullah bin Zaid, pada suatu malam ketika ia tidur, tiba-tiba
bermimpi bertemu dengan seorang laki-laki yang menggunakan pakaian
hijau. Laki-laki itu mengelilinginya dengan membawa lonceng di
tangannya.
Abdullah bin Zaid lalu menegurnya,
"Hai hamba Allah, apakah lonceng ini akan kamu jual?" tanyanya.
"Akan kamu pergunakan untuk apa lonceng ini," jawab laki-laki itu.
"Akan aku pakai untuk memanggil orang untuk shalat," ujar Abdullah.
Laki-laki itu terdiam sesaat lalu memberikan saran kepada Abdullah.
"Maukah engkau aku tunjukkan cara yang lebih baik dari itu?" tanya laki-laki itu.
"Baiklah, tunjukkan kepadaku," jawab Abdullah.
Laki-laki itu lantas mengucap azan yang diawali dengan Allahu Akbar dan diakhiri dengan Laa Ilaaha Illallah.
Rasulullah SAW Menyetujui
Setelah
mengalami mimpi itu, pagi harinya Abdullah menemui Rasulullah SAW dan
menyampaikan mimpi tersebut. Kemudian Rasulullah SAW bersabda,
"Sesungguhnya
mimpi kamu itu adalah mimpi yang benar, Insya Allah, berdirilah
bersama Bilal dan sampaikanlah kepadanya apa yang kamu mimpikan, karena
Bilal itu lebih keras suaranya daripada kamu."
Lalu
Abdullah menemui Bilal dan menyampaikan kepadanya apa yang dimimpikan
itu. Kemudian Bilal pun melakukan Azan dengan kalimat-kalimat itu.
Suara azan Bilal itu terdengar keras ke penjuru kota, lalu tidak lama
kemudian Umar bin Khattab yang semula di rumah mendadak ke luar sambil
membawa selendangnya.
Mendengar suara azan itu, Umar bin Khattab bersumpah atas nama Allah bahwa kalimat dalam azan itu juga ia mimpikan semalam.
"Demi Allah, yang telah mengutus Muhammad dengan benar. Sungguh akupun telah mimpi, persis seperti yang ia mimpikan," kata Umar bin Khattab.
Lalu Rasulullah SAW mengucapkan," Alhamdulillah."
(HR. Abu Dawud).
0 komentar:
Posting Komentar
Dalam memberikan komentar harap jangan menggunakan spam atau yang berbau porno, komentar anda sangat kami hormati,,,trims...Hidup Saling Berbagi..