Ditulis Oleh: Munzir Almusawa Wednesday, 26 October 2011
Berkata Ahnaf bin
Qeis ra: Aku berangkat (dengan pedang terhunus) untuk menolong
seseorang, lalu kutemu Abu Bakrah ra berkata: kau akan kemana?, kujawab:
ingin menolong pria itu..!, maka berkata Abu Bakrah ra: Pulanglah..!,
aku mendengar Rasul saw bersabda: “Jika berkelahi dua kelompok muslimin
dengan senjata mereka, maka yang
membunuh dan yang dibunuh masuk neraka”. Lalu kubertanya: Wahai
Rasulullah (SAW), aku mengerti kalau yang membunuh masuk neraka, tapi apa salahnya yang dibunuh (masuk neraka pula)?, sabda Rasul SAW: “Karena sebelum ia terbunuh ia sudah siap (menghunus pedang) untuk membunuh temannya itu”(Shahih Bukhari)
Limpahan
puji kehadirat Allah subhanahu wata’ala Yang Maha Luhur, Yang Maha
melimpahkan hidayah kepada hamba-hamba-Nya, Yang Maha menenangkan jiwa
dengan mengingat dan menyebut nama-Nya, sebagaimana firman Allah
subhanahu wata’ala :
الَّذِينَ آَمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ
( الرعد : 28 )
“(yaitu) orang-orang
yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah.
Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram”. (
QS. Ar Ra’d : 28 )
Jika
banyak orang yang tidak mengingat Allah, maka akan semakin banyak pula
hati yang tidak merasa tenang, sehingga semakin banyak terjadi
keributan, semakin banyak terjadi tawuran, semakin banyak terjadi
perkelahian dan perselisihan karena sedikit dalam mengingat Allah
subhanahu wata’ala. Kita ketahui bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam adalah makhluk yang paling berani namun beliau juga adalah
makhluk yang paling berlemah lembut, baik kepada teman atau kepada musuh
sekalipun, bahkan kepada hewan dan tumbuhan. Sebagaimana beliau
shallallahu ‘alaihi wasallam telah bersabda diriwayatkan di dalam Shahih
Al Bukhari, yaitu hadits yang kita baca tadi dimana ketika Ahnaf bin
Kais RA menghunus senjatanya, kemudian Abu Bakrah bertanya kepadanya
akan pergi kemana dia, maka ia menjawab bahwa ia akan pergi untuk
membantu temannya yang sedang dalam permasalahan (perkelahian), maka Abu
Bakrah berkata :
“pulanglah
engkau dan janganlah kau mengikuti mereka, karena aku telah mendengar
sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bahwa jika dua orang atau
dua kelompok muslim saling beradu dengan senjata, maka yang terbunuh dan
yang membunuh keduanya sama-sama akan masuk neraka, kemudian aku
berkata kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam : “ Wahai
Rasulullah, orang yang membunuh wajar jika masuk neraka namun bagaimana
dengan yang dibunuh?”, maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
menjawab: “karena orang yang telah dibunuh itu jika tidak dibunuh maka
ia juga akan berusaha untuk membunuh lawannya”. Maka pembunuh
dan yang dibunuh keduanya sama-sama di dalam neraka, oleh karena itu
jangan memilih kedua-duanya. Jika melihat ada perkelahian maka segera
mundur dan laporkan pada aparat keamanan yang berwenang, tetapi jika
kedatanganmu dalam perkelahian itu akan meredam dan menghentikan
perkelahian tersebut maka datangilah, namun jika tidak demikian maka
jangan pula ikut menyaksikan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
bersabda riwayat Shahih Al Bukhari :
“Janganlah
seseorang diantara kalian mengacungkan senjata kepada saudaranya,
karena sesungguhnya kalian tidak tau bisa jadi syaithan merenggut
(nyawanya) melalui tangannya sehingga mengakibatkannya masuk ke lubang
api neraka”
Maka
janganlah seeorang diantara kalian mengacungkan senjata kepada muslim
yang lain, karena terkadang tanpa disadari syaithan akan membimbing
tangannya sehingga ia melukainya atau bahkan membunuhnya, sehingga hal
itu menjatuhkannya ke dalam api neraka. Sehingga diriwayatkan dalam
Shahih Al Bukhari bahwa Rasulullah melarang untuk menghunuskan pedang
atau mengeluarkan anak panah dari
busurnya di masjid-masjid atau di pasar karena khawatir akan melukai
orang lain, seperti itulah perhatian Rasulullah dalam menjaga kedamaian.
Maka kita sesama muslim janganlah saling hantam satu sama lain karena
musuh-musuh kita akan mentertawakannya. Dan sebagai warga yang baik,
tidaklah salah jika membela temannya yang terdhalimi, namun cara
membelanya lah yang perlu kita benahi.
Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah
Hakikat kehidupan ini adalah kematian dan sesudahnya, dan hakikat orang yang paling berani adalah orang yang bisa menahan hawa nafsunya, dan orang yang selalu bersabar dan bersabar dialah orang yang paling berbahaya jika ia telah marah, karena jika ia adalah seorang yang sabar maka Allah akan turut marah dengan kemarahannya, dan jika Allah telah murka maka tidak akan ada yang bisa menahan kemurkaan itu. Dijelaskan oleh para salafusshalih bahwa api neraka bukanlah tempat kemurkaan Allah, karena api neraka yang begitu dahsyat itu pun tidak akan mampu menampung kemurkaan Allah subhanahu wata’ala bahkan ia akan hancur dan lebur jika ia menampung kemurkaan Allah yang hakiki, namun neraka hanyalah tempat untuk hamba-hamba Allah yang dimurkai. Maka dalam kehidupan ini kita harus melewati banyak pintu ibadah, adapun salah satu pintu ibadah yang sangat mulia adalah berbakti kepada orang tua. Diriwayatkan dalam kitab Adabul Mufrad oleh Al Imam Al Bukhari bahwa seseorang datang kepada sayyidina Abdullah bin Abbas RadhiyaAllahu ‘anhuma dan mengadukan bahwa ia telah banyak berbuat dosa dan kesalahan, maka ia bertanya apakah yang dapat ia lakukan sebagai penghapus dosa-dosa itu, kemudian sayyidina Abdullah bin Abbas Ra berkata: “apakah ibumu masih hidup”?, namun ternyata ibunya telah wafat, maka sayyidina Abdullah bin Abbas berkata : “perbanyaklah bertobat dan berdoa kepada Allah”, maka setelah orang itu pergi, seseorang bertanya kepada sayyidina Abdullah bin Abbas RA akan pertanyaan beliau tentang ibu orang tadi, apa kaitannya antara dosanya dengan ibunya, maka sayyidina Abdullah bin Abbas RA berkata : “tidak aku temukan amalan yang lebih cepat mengakibatkan seseorang untuk mendapat ridha Allah dan pengampunan-Nya kecuali berbakti kepada orang tua”. Dijelaskan oleh sayyidina Abdullah Ibn Abbas RA bahwa jika seseorang mempunyai kedua orang tua maka ia telah mempunyai dua pintu sorga, dan jika kedua orang tua itu ridha kepadanya maka kedua pintu sorga itu terbuka untuknya, namun jika salah satu dari keduanya murka kepadanya maka kedua pintu sorga itu tidak akan dibuka oleh Allah bahkan Allah akan murka dan kemurkaan itu tidak akan hilang jika orang tua tetap murka. Diriwayatkan pula dari sayyidina Abdullah bin Abbas RA, bahwa ketika kedua orang tua atau salah satunya menangis sedih atau kecewa karena perbuatan anaknya, maka di saat seperti itu Allah subhanahu wata’ala sangat murka. Diriwayatkan dalam Adabul Mufrad bahwa ketika salah seorang sahabat bertanya kepada sayyidina Abdullah bin Umar RA tentang bagaimana agar cepat masuk sorga, maka sayyidina Abdullah bin Umar RA menjawab yaitu dengan berlemah lembut kepada ibu, dan memberikan apa yang ia sukai, itulah cara agar masuk sorga dengan mudah.
Hakikat kehidupan ini adalah kematian dan sesudahnya, dan hakikat orang yang paling berani adalah orang yang bisa menahan hawa nafsunya, dan orang yang selalu bersabar dan bersabar dialah orang yang paling berbahaya jika ia telah marah, karena jika ia adalah seorang yang sabar maka Allah akan turut marah dengan kemarahannya, dan jika Allah telah murka maka tidak akan ada yang bisa menahan kemurkaan itu. Dijelaskan oleh para salafusshalih bahwa api neraka bukanlah tempat kemurkaan Allah, karena api neraka yang begitu dahsyat itu pun tidak akan mampu menampung kemurkaan Allah subhanahu wata’ala bahkan ia akan hancur dan lebur jika ia menampung kemurkaan Allah yang hakiki, namun neraka hanyalah tempat untuk hamba-hamba Allah yang dimurkai. Maka dalam kehidupan ini kita harus melewati banyak pintu ibadah, adapun salah satu pintu ibadah yang sangat mulia adalah berbakti kepada orang tua. Diriwayatkan dalam kitab Adabul Mufrad oleh Al Imam Al Bukhari bahwa seseorang datang kepada sayyidina Abdullah bin Abbas RadhiyaAllahu ‘anhuma dan mengadukan bahwa ia telah banyak berbuat dosa dan kesalahan, maka ia bertanya apakah yang dapat ia lakukan sebagai penghapus dosa-dosa itu, kemudian sayyidina Abdullah bin Abbas Ra berkata: “apakah ibumu masih hidup”?, namun ternyata ibunya telah wafat, maka sayyidina Abdullah bin Abbas berkata : “perbanyaklah bertobat dan berdoa kepada Allah”, maka setelah orang itu pergi, seseorang bertanya kepada sayyidina Abdullah bin Abbas RA akan pertanyaan beliau tentang ibu orang tadi, apa kaitannya antara dosanya dengan ibunya, maka sayyidina Abdullah bin Abbas RA berkata : “tidak aku temukan amalan yang lebih cepat mengakibatkan seseorang untuk mendapat ridha Allah dan pengampunan-Nya kecuali berbakti kepada orang tua”. Dijelaskan oleh sayyidina Abdullah Ibn Abbas RA bahwa jika seseorang mempunyai kedua orang tua maka ia telah mempunyai dua pintu sorga, dan jika kedua orang tua itu ridha kepadanya maka kedua pintu sorga itu terbuka untuknya, namun jika salah satu dari keduanya murka kepadanya maka kedua pintu sorga itu tidak akan dibuka oleh Allah bahkan Allah akan murka dan kemurkaan itu tidak akan hilang jika orang tua tetap murka. Diriwayatkan pula dari sayyidina Abdullah bin Abbas RA, bahwa ketika kedua orang tua atau salah satunya menangis sedih atau kecewa karena perbuatan anaknya, maka di saat seperti itu Allah subhanahu wata’ala sangat murka. Diriwayatkan dalam Adabul Mufrad bahwa ketika salah seorang sahabat bertanya kepada sayyidina Abdullah bin Umar RA tentang bagaimana agar cepat masuk sorga, maka sayyidina Abdullah bin Umar RA menjawab yaitu dengan berlemah lembut kepada ibu, dan memberikan apa yang ia sukai, itulah cara agar masuk sorga dengan mudah.
0 komentar:
Posting Komentar
Dalam memberikan komentar harap jangan menggunakan spam atau yang berbau porno, komentar anda sangat kami hormati,,,trims...Hidup Saling Berbagi..