Menjadi seorang pemegang kunci Ka’bah memang menjadi impian seluruh umat muslim di dunia.
Tapi, jangan salah, orang yang memegang kunci tersebut pastinya
memiliki keimanan yang sangat tinggi terhadap Allah S.W.T dan dipercaya
dapat mempertahankan posisinya hingga akhir hayat hidupnya. Jabatan itu
diberikan langsung oleh Nabi Muhammad setelah menguasai Mekkah ketika
itu. Setelah menghancurkan semua berhala dalam Ka’bah dan bangunan itu
dimandikan, Nabi Muhammad lalu menyerahkan kunci-kunci pintu Ka’bah
kepada Usman bin Taha dan Shaibah, sepupu Usman.
“Kunci
ini akan tetap Anda pegang hingga hari kiamat,” kata Nabi. Saat ini,
kunci Ka;bah itu dipegang oleh keturunan Shaibah, yakni Syekh Abdul
Qadir bin Taha al-Shaibi. Ia bertanggung jawab untuk membuka dan menutup
pintu Ka;bah serta mencuci bangunan yang dibuat oleh Nabi Ibrahim itu.
“Kunci-kunci ini harus dipegang oleh anggota tertua keluarga, jadi
bisa saja ke sepupu saya,” kata Syekh Abdul Qadir.
Ia
mengatakan Ka’bah dimandikan dua kali saban tahun, yakni pada 15
Muharam dan permulaan bulan Sya’abn. Acara ini biasanya dihadiri oleh
raja Arab Saudi atau Emir Makkah Pangeran Khalid al-Faisal, dan para
pejabat senior. Syekah Abdul Qadir mengatakan lantai Ka’bah dari granit
berwarna putih dan sebagian dindingnya juga dilapisi granit. Di
dalamnya terdapat sebuah hijab berwarna hijau, emas, perhiasan, dan
pintu Tobat. Pintu ini terbuat dari emas dan menuju kea tap Ka’bah.
Ia
mengungkapkan di dalam Ka’bah terdapat sebuah ubin berwarna gelap yang
meruipakan tempat Nabi Muhammad meletakkan kepalanya ketika letih.
Terdapat pula sejumlah lampu dari zaman Kekaisaran Ottoman terbuat dari
tembaga, perak, dan gelas berhiaskan ayat-ayat Al-Quran. Syekh Abdul
Qadir menjelaskan kain penutup Ka’bah (Kiswah) awalnya dibuat di Mesir.
Namun setelah kerajaan Arab Saudi berdiri, raja pertama Abdul Aziz
membuat pabrik yang memproduksi Kiswah.
Ia
menyebutkan tempat tinggal pemegang kunci Ka’bah tadinya di Gunung
Safa, dekat Masjid al-Haram. Namun setelah dibongkar akibat proyek
perluasan masjid, kediaman Syekh Abdul Qadir dipindah ke kawasan
Aziziyah, letaknya lebih jauh dari Ka’bah. Ia berharap pemerintah
memberikan rumah yang jaraknya dekat dengan Ka’bah. “Tahun ini saya
menyewa sebuah kamar hotel agar bisa dekat ke Ka’bah. Kami biasa tinggal
dekat Ka’bah dan tidak ingin jauh,” ujarnya.
[sepenuhnya dikutip dari: I-Berita.Com]
0 komentar:
Posting Komentar
Dalam memberikan komentar harap jangan menggunakan spam atau yang berbau porno, komentar anda sangat kami hormati,,,trims...Hidup Saling Berbagi..